Tuesday, May 20, 2008

tEEn mOm

bayi itu merah dan menjerit
menantang dan menuntut
hidup

sang bocah menangis
gelagapan mencarikan dot
yang dibelikan ibunya kemarin

terpikir riuh kantin
dan senyapnya upacara
juga kata-kata tidak penting
sahabat

dua anak menangis
saling benci dan cinta
kemudaan yang pupus
ranum yang beracun

ibu datang dan memeluk
mengambil bayi yang sesegukan
dan menyampirkan seragam sma bocah

ibu yang berganti rupa
dalam sembilan bulan
dan menggendong cucu
dengan cinta dan haru

sambil mengantar bocah
ke depan pintu,
hari ini dia sekolah lagi.

mahalnya hidup

Matanya tertegun
Air asin itu menggenang dan tumpah

Hatinya mengais harapan
Langkahnya terseok dan menjerit

Dia berikan jantung dan hatinya
Demi buah hati dan secangkir beras

Ketika pahlawannya mundur
Kalah oleh hidup dan dera

Pundak putihnya kini berkerut
Dia lepaskan mangkok bagiannya hari ini

Cemas menanti malam
Berharap seisi rumah kelelahan
dan melupakan isi perut

dalam gelap bilik
jiwanya mendongak pada surga

ingatlah kami, Tuhan

Monday, May 19, 2008

Back in time


dia muda
belum genap 16
mengendap dan sembunyi
menjauhi bayangan bunda dan ayah
menggeliat dalam kepompong rapuh
sang kekasih menantinya

nyawa muda beradu
berjalan di titian benang tipis
membawa harapan terawang
untuk uzur bersama

dia mekar
lebih genap dari 16
mengayuh masa depan
menanggalkan cinta yang pudar

merengkuh angin dan bebas
memiliki malam dan fajar
tenggelam di pendar pesta
hidupnya milik sendiri

dia kejatuhan cinta
bernapsu menggenapinya
dalam kaul kekal
menapak ketidakpastian abadi

menepis yang dulu
kubur di halaman belakang hati
tidak, terima kasih.
kau sejarah bagiku

dia dewasa
dan meronta
jelajah belum berhenti
belahan jiwa memeluknya
lembut menanti malaikat mungil

Sunday, May 18, 2008

luka

senin ini menggeliat malas.
hati ku juga malas...belum kering luka
belum kuat berjalan.
ku harap jeda panjang,
panjang,
dan sendiri

biar ku hirup keringnya debu,
dan ku rekam langit tengah malam
dalam sekali kerjap mata
agar menggantikan
mimpi buruk seminggu ini

kurindukan buih laut
kurindukan retak pasir
dan pelukan relung karang,
jauh dari sini.

seakan mencari kerlip dalam kelam
terasa berat berlari dalam pekat lumpur
jauh dari hangat matahari

hati ku malas...belum kering luka
belum kuat berjalan.